Minggu, 03 November 2013

TULISAN 2 ETIKA PROFESI AKUNTANSI #

AIRIN AKTE SAVIRA
20210444
4EB09
SOFTSKILL TULISAN 2

ETIKA BISNIS


ü  PERKEMBANGAN ETIKA BISNIS

Seiring dengan adanya globalisasi, maka dunia bisnis pun mau tidak mau harus mengikuti keadaan ini. Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan aktivitas bisnisnya tentu harus mengikuti norma-norma dan aturan yang berlaku pada zaman sekarang. Kegiatan bisnis penih dengan pasang surut, siasat, taktik maupun cara-cara strategis dan bahkan saling jegal antarpesaing sering kali terjadi.
                Dapat dipahami jika masyarakat secara umum, terutama pada pelaku bisnis, agak sulit mengerti hubungan antara bisnis dengan etika, karena merupakan sebuah kontradiktif. Bisnis yang dilakukan sesuai dengan aturan, norma, dan etika akan menguntungkan perusahaan itu sendiri maupun masyarakt luas. Karena citra perusahaan yang baik, seperti akuntabel, dan memiliki good governance adalah citra perusahaan yang penting baik dimasa sekarang maupun di masa yang akan datang.
                Untuk mengetahui etika bisnis secara terperinci, maka berikut perkembangannya (Bartens, 2000).
1.       Zaman Prasejarah
Pada awal sejarah filsafat, plato, aritoteles dan filsuf-filsuf yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.       Masa Peralihan
Pada 1960-an dimulainya pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas AS, revolusis mahasiswa, penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan, khususnya bidang ilmu manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama bussiness dan society. Topik masalah yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.
3.       Etika Bisnis Lahir Di Amerika Serikat Pada 1970-an
Yang mana sejumlah filsuf mulai terlihat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sering meliputi dunia bisnis di AS pada saat itu.
4.       Etika Bisnis Meluas Ke Eropa
Tahun 1980-an di eropa barat, etika bisnis sebagai bisnis ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut european bussiness ethic network (EBEN).
5.       Etika Bisnis Menjadi Fenomena Secara Global Pada 1990-an
Tidak hanya terbatas lagi pada dunia barat, tetapi etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia.



ü  PENGERTIAN ETIKA BISNIS

etika berasal dari bahasa yunani “ Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi yang lainnya.
Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Moralitas berasal dari bahasa latin “ Mos “ yang dalam bentuk jamaknya “ Mores “ berarti adat istiadat atau kebiasaan. Jadi, pengertian secara umum, etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasi dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. Selain itu, etika juga dipahami dalam pengertian yang sekaligus berbeda dengan moralitas. Dalam pengertian ini, “ etika “ mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari moralitas dan etika dalam pengertian pertama di atas.
                Etika dalam pengertian kedua ini sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas nilai dan norma yang diberikan oleh moralitas dan etika dalam pengertian pertama. Dengan demikian, etika dalam pengertian kedua dapat dirumuskan sebagai refleksi kristis dan rasional mengenai :
a.       Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia
b.      Masalah-masalah kehidupan manusia mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima.
Menurut Magnis Suseno, (1987) Etika adalah : “ Etika adalah Sebuah ilmu dan bukan ajaran, yang menurutnya adalah etika dalam pengertian kedua. Sebagai ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional, etika dalam kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu harus dilaksanakan dalam situasi konkret tertentu yang dihadapi seseorang.”
Suatu etika membutuhkan evaluasi kristis atas seluruh situasi yang terkait. Dibutuhkan semua informasi sebanyak-banyaknya baik menyangkat nilai dan norma moral, maupun informasi empiris tentang situasi yang belum terjadi atau telah terjadi untuk memungkinkan seseorang bisa diambil keputusan yang tepat, baik tentang tindakan yang akan maupun yang telah dilakukan oleh pihak tertentu.
Dalam hal ini, terdapat beberapa pertimbangan mengenai : motif, tujuan, akibat pihak terkait, dampaknya, besarnya resiko bila dibandingkan manfaat, keadaan psikis pelaku, tindakan inteligensi, dsb.
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan heteronom. Etika bermaksud mambantu manusia untuk bertindak secara bebas, tetapi dapat dipertanggungjawabkan.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a.       Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
b.      Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
c.       Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis (Velasquez, 2005).

Dalam menciptakan etika bisnis, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah :
a.       Pengendalian diri
b.      Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan
c.       Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
d.      Memcipkan persaingan sehat
e.      Menerapkan konsep “ pembangunan berkelanjutan”
f.        Menghindari sifat KKN yang dapat merusak tatanan moral
g.       Harus mampu untuk meyatakan hal benar itu adalah benar
h.      Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
i.         Konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
j.        Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
k.       Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan maupun perundang-undangan

Permasalahan yang dihadapi dalam etika bisnis pada dasarnya ada tiga jenis masalah yaitu :
a.       Sistematik,
Yaitu masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum dan sistem sosial lainya di mana bisnis beroperasi.
b.      Korporasi,
Yaitu permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertayaan tentang moralitas, aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
c.       Individu,
Yaitu permasalahan individu dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan tindakan dan karakter individual.

ü  TEORI – TEORI ETIKA

Pada dasarnya teori etika ini terbagi atas dua macam, yaitu :

a.      Teori Deontologi berasal dari bahasa yunani, “ Deon “ berarti kewajiban. Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakan yang dilakukan melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lain, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibatdari tindakan itu. Contoh : suatu tindakan bisnis akan dinilai baik pelakunya, karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku, dalam hal memberikan pelayanan yang baik kepada konsumennya, serta menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harga.
b.      Etika Teologi, yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik. Contoh : seorang anak mencuri uang untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit. Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan, tetapi dari aspek hukum tindakan ini melanggar hukum.

ü  PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

Pada umumnya, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sehari-hari dan prinsip-prinsip ini sangat berhubungan erat terkait dengan sistem nilai-nilai yang dianut dikehidupan masyarakat.
Menurut Sonny Keraf ( 1998 ) prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :
a.       Prinsip otonomi
Adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b.      Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditujukan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur  dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontarak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
c.       Prinsip keadilan
Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapay dipertanggungjawakan.
d.      Prinsip saling menguntungkan
Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga menguntungkan semua pihak.
e.      Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan maupun perusahaannya.

ü  INDIKATOR ETIKA BISNIS

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa indikator dapat dipakai untuk meyatakan apakah seseorang dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam kegiatan usahanya antara lain adalah : indikator ekonomi; indikator peraturan khusus yang berlaku; indikatr hukum; indikator ajaran agama; indikator budaya dan indikator etik dari masing-masing pelaku bisnis.
1.       Indikator etika bisnis menurut ekonomi
adalah apabila perusahaan atau pembisnis telah melakukan pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat lain.
2.       Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku
 Berdasarkan indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang tealah disepakati sebelumya.
3.       Indikator etika bisnis menurut hukum
 Berdasarkan indikator hukum seseorang atau suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila seorang pelaku bisnis atau suatu pelaku bisnis telah mematuhi segala norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4.       Indikator berdasarkan ajaran agama
Pelaku bisnis dianggap beretika bilamana dalam pelaksanaannya bisnisnya senantiasa merujuk kepada nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
5.       Indikator etika berdasarkan nilai budaya
Setiap pelaku bisnis baik secara individu maupun kelembagaan talah meyelenggarakan bisnisnya dengan mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6.       Indikator etika bisnis
Menurut masing-masing individu apabila masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan integritas pribadinya.

ü  CONTOH KASUS ETIKA BISNIS

Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT MEGASARI MAKMUR  yang terletak di daerah gunung putri, bogor, jawa barat. PT MEGASARI MAKMUR juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengaharum ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah dan lebih tanguh untuk kelasnya. Selain indonesia HIT juga mengekspor produknya ke luar indonesia.
Obat anti nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT MEGASARI MAKMUR dinyatakan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif propoxur dan diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehat terhadap manusia. Departemen pertanian, dalam hal ini komisi pestisida, telah melakukan inspeksi dipabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang mengganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, ganguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan propoxur tetapi juga diklorvos. Obat anti nyamuk yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (isi ulang). Selain itu, lembaga bantuan hukum kesehatan melaporkan PT MEGARSARI MAKMUR ke kepolisian metropolitan jakarta raya pada tanggal 11 juni 2006. Korbanya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setalah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti nyamuk HIT.


ANALISIS :

Dalam perusahaan modern, tanggungjawab atas tindakan perusahaan sering didistribusikan kepada sejumlah pihak yang berkerja sama. Tindakan perusahaan biasanya terdiri atas tindakan atau kelalian orang-orang berbeda yang berkerja sama sehingga tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi, siapakan yang bertanggungjawab atas tindakan yang dihasilakn bersama-sama itu ?
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka melakukan secara sadar dan bebas apa yang perlu perusahaan, masing-masing secara moral bertanggungjawab. Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama-sama, tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok, dan konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan individu, yang mengharuskan kelompok bertanggungjawab atas tindakan tersebut. Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan tindakan kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu maupun yang bergabung secara sukarela dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu.
Namun demikian, karyawan perusahan besar tidak dapat dikatakan “ dengan sengaja dan dengan bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang berkerja dalam sturuktur birokrasi organisasi besar tidak harus bertanggungjawab secara moral atas setiap tindakan perusahaan yang turut dia bantu, seperti seketaris, juru tulis.
Kita mengetahui bahwa etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkosentrasi pada standar moral sebagimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan prilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan ditepakan kepada orang-orang yang ada dalam organisasi.
Dari kasus diata terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mengambil tindakan kecurangan untuk menekan biaya produksi produk dan mengesampingkan aspek kesehatan bagi konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya pada produknya. Walaupun perusahan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharunya perusahaan juga memikirkan efek samping yang terjadi pada konsumen rasakan bila penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan aman bagi kesehatan konsumen selain memberikan harga murah yang dapat bersaing dengan produk sejenis.

PENYELESAIAN MASALAH YANG DILAKUKAN PT MEGASARI MAKMUR DAN TINDAKAN PEMERINTAH


Pihak produsen menyanggupi untuk menarik semua produkyang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memprosuksi produk HIT aerosol baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya. HIT Aerosol baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari pemerintah. Pada tanggal 08 september 2006 departemen pertania dengan menyatakan produk HIT Aerosol baru dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (NO. RI. 2543/9-2006/S). Sementara itu pada tanggal 22 september 2006 departemen kesehatan juga mengeluarkan izin yang menyetujui pendistribusian dan penjualannya di seluruh Indonesia.


Sumber :
Agus Arijanto. 2012. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada