Nama Kelompok :
Airin Akte Savira / 20210444 (airinsavira_04)
Dessy lestari / 21210848 (dessy.lestari)
Juni Erbina Saragih / 23210813 (junierbinasaragih)
Siti Amanah / 26210579 (siti_amanah10)
Yuli Chatrine Castro /28210741 (chaterinecastro)
Dessy lestari / 21210848 (dessy.lestari)
Juni Erbina Saragih / 23210813 (junierbinasaragih)
Siti Amanah / 26210579 (siti_amanah10)
Yuli Chatrine Castro /28210741 (chaterinecastro)
Sumber :http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/hal_47GB_ok.pdf
Judul :
PENGKAJIAN TENTANG
DAMPAK PROGRAM STIMULAN
DENGAN POLA BERGULIR
MELALUI KOPERASI
DIBIDANG PETERNAKAN,
PERIKANAN DAN PERKEBUNAN*)
Abstract
Penelitian ini bertujuan:
(1) mengidentifikasi
dampak dari program
stimulasi dengan teknik bergulir
melalui kooperatif dalam hewan,
perikanan dan sektor pertanian untuk
peternak atau petani
kooperatif dan lokasi aspek dalam ekonomi,
sosial dan budaya;
(2) mengevaluasi
keefektifan rangsangan program melalui teknik bergulir untuk mencapai program yang tujuan utama
3) menyusun
kebijakan dalam rangka pemberdayaan
dengan teknik bergulir dalam koperasi di sektor hewan, perikanan dan pertanian;
(4) tingkat
peningkatan pendapatan petani
dan peternak dan kesejahteraan nelayan untuk mereka yang bekerja secara profesional dan mandiri termotivasi. Penelitian
ini dilakukan di 23 provinsi dan 44 regences. Ini
consisst data primer
dan secunder. Metode ini menggunakan analisis deskriptif dan regresi simultan.
Stimulasi program dengan teknik bergulir belum
menunjukkan positif dampak di kedokteran
hewan, perikanan, dan sektor pertanian.
Dampak program ini rata-rata masih rendah
dengan
elastisitas dari 1, bahkan beberapa yang negatif.
elastisitas dari 1, bahkan beberapa yang negatif.
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka memacu
kinerja dan kontribusi koperasi dan usaha kecil dan menengah
(KUKM) dalam
perekonomian, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian serta
pemecahan masalah
yang dihadapi oleh KUKM. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian
Koperasi dan UKM
berusaha menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui
kebijakan pembinaan
dan pengembangan Koperasi dan UKM dengan mengembangkan
program yang bersifat
stimulan dalam bentuk bantuan perkuatan sarana dan permodalan dengan pola
bergulir. Penyelenggaraan program tersebut bertujuan untuk : (a) meningkatkan
aktivitas ekonomi pedesaan,
(b) meningkatkan
volume usaha koperasi,
(c) meningkatkan
penyerapan tenaga kerja,
(d) meningkatkan
semangat berkoperasi,
(e) meningkatkan
pendapatan anggota,
(f) membangkitkan
etos kerja.
Model stimulasi
dengan pola bergulir melalui koperasi peternakan, perikanan dan perkebunan (NAKINBUN)
telah dilakukan sejak tahun 2002 oleh Kementerian Koperasi dan UKM, antara lain
melalui : (a) Koperasi dibidang peternakan, dengan pola bergulir untuk
komoditas ternak sapi perah dan sapi potong, domba, itik dan ayam, (b) Koperasi
dibidang perikanan dengan pola bergulir untuk sarana dalam bentuk alat tangkap
ikan dan penginderaan jarak jauh, (c) Koperasi dibidang perkebunan dengan pola
bergulir untuk budidaya dan agribisnis rami, pabrik kelapa sawit skala kecil,
kopi, sabut kelapa dan gambir. Tahun 2003, program stimulan dengan pola bergulir
telah diberikan kepada koperasi yang bergerak dibidang peternakan sebanyak 182
koperasi, perikanan sebanyak 47 koperasi dan perkebunan sebanyak 36 koperasi. Pengkajian
dampak stimulasi dana bergulir dibatasi pada KUKM yang memiliki kriteria
sebagai berikut : 1) telah menerima bantuan, 2) telah mengelola bantuan tersebut,
dan 3) telah mengahsilkan atau berproduksi. Untuk melihat efektivitas program
dana bergulir, maka perlu dilakukan kajian evaluatif tentang dampak program
secara terarah, sistematis dan konsisten. Berdasarkan uraian di atas maka pokok
permasalahan dari penelitian ini adalah : (1) bagaimanakah dampak program
stimulan dengan pola bergulir melalui koperasi dibidang nakinbun terhadap
peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi ditinjau dari aspek ekonomi,
sosial dan budaya? (2) sejauh manakah tingkat efektivitas
program stimulasi
dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan program? (3) bagaimanakah kebijakan
dan model perkuatan pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun yang berbasis
partisipasi anggota dan potensi lokal. Mengacu pada pokok permasalahan di atas,
maka penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak program, melakukan
analisa efektivitas dan efisiensi, serta menganalisa kebijakan dari program
yang telah berjalan. Adapun rincian tujuan penelitian ini adalah : (1)
melakukan identifikasi dampak program stimulan dengan pola bergulir melalui
koperasi dibidang nakinbun terhadap peternak atau petani, koperasi dan daerah/lokasi
dari aspek ekonomi, sosial dan budaya, (2) melakukan evaluasi terhadap
efektivitas program stimulasi dengan pola bergulir dalam mencapai tujuan utama
program, (3) menyusun desain kebijakan yang tepat dalam rangka perkuatan dengan
pola bergulir pada koperasi dibidang nakinbun, (4) meningkatkan tingkat
pendapatan dan kesejahteraan petani, peternak dan nelayan yang memiliki etos
kerja profesional dan mandiri. Manfaat dari kegiatan ini adalah : (1) tersusunnya
informasi keberhasilan dan kegagalan program dana bergulir melalui koperasi
dibidang nakinbun, (2) tersusunnya model-model perkuatan dana bergulir melalui
koperasi dibidang nakinbun yang berbasis partisipasi masyarakat dan potensi
lokal, (3) tersusunnya desain kebijakan dan model kelembagaan pola bergulir
melalui koperasi dibidang nakinbun yang efisien dan produktif yang terkait
dengan usaha anggota.
II. TINJAUAN PUSTAKA
DAN KERANGKA PIKIR
2.1. Terminologi dan
Definisi Operasional
Dana bergulir (revolving
fund) sering diartikan sebagai dukungan dana yang proses
pemanfaatannya
dibatasi berdasarkan kegunaan dan waktu dengan pola penggunaan
secara bergulir
(pengalihan beruntun) dari penerima bantuan pertama kepada penerima
bantuan berikutnya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program dana bergulir
adalah dukungan
perkuatan modal yang diberikan oleh pemerintah/Kementerian
Koperasi dan UKM
kepada masyarakat yang disalurkan melalui koperasi primer untuk
dimanfaatkan dengan
pola bergulir.
Program bantuan
perkuatan berupa dana bergulir diberikan pada tiga bidang usaha
yakni bidang
NAKINBUN. Dibidang pertanian bantuannya berupa ; (1) pengembangan
budidaya dan
agroindustri serat rami, (2) pengembangan usaha pengolahan kopi, dan
(3) pengembangan
usaha pengolahan gambir. Dibidang peternakan berupa : (1)
pengembangan usaha
penggemukkan sapi potong impor, (2) pengembangan sarana
usaha peternakan, (3)
pengembangan usaha pembibitan sapi lokal, (4) pengembangan
usaha ternak
domba/kambing, (5) pengembangan usaha budidaya dan pembibitan itik,
(6) pengembangan
usaha persusuan, dan (7) pengembangan usaha persusuan.
Dibidang perikanan
berupa : (1) pengembangan usaha penangkapan ikan dengan
fasilitas
penginderaan jarak jauh dan (2) pengembangan usaha perikanan.
II. METODE
3.1. Lokasi dan objek
penelitian
Penelitian ini
dilakukan di 23 propinsi (Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Sumsel,
Bengkulu, Babel,
Jambi, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Bali,
NTB, NTT, Sulsel,
Sultra, Sulut, Maluku) pada 44 kabupaten. Desain penelitian dimulai
dengan menentukan
unit analisis atau sampel penelitian terdiri dari : (a) model ekonomi
sosial untuk unit
penelitian koperasi, (b) model ekonomi sosial untuk unit penelitian
anggota koperasi.
3.2. Instrumen dan
variabel penelitian
Model ekonomi sosial
untuk unit koperasi sebagai berikut : (1) fungsi aset koperasi, ASK = f (JA,
PS, KK), (2) fungsi jumlah tenaga kerja koperasi, JP = f (KPS, JA, N, B, LTK, PS),
(3) fungsi jumlah jam kerja koperasi, LTK = f(JP, PAK, MAT, MBT, SPK), (4)
fungsi biaya produksi, CPK = f (OMK, MAT, MBT), (5) fungsi pendapatan penjualan
(omset) kopersi, OMK = f (LTK, ASK, CPK), (6) Persamaan pendapatan (laba/rugi)
operasional koperasi, PTK = OMK – CPK.
Keterangan : ASK =
aset koperasi, CPK = biaya produksi koperasi, JA = jumlah anggota koperasi, JP
= jumlah pekerja koperasi, KK = kriteria koperasi (modal awal koperasi), LTK = jumlah
jam kerja koperasi per hari, MAT = rata-rata tingkat pendidikan penurus
koperasi, MBT = rata-rata lama bekerja pengurus koperasi, OMK = pmset koperasi,
PAK = partisipasi anggota koperasi, PS = nilai nominal program stimulan, PTK =
pendapatan total koperasi, SPK = sarana produksi koperasi (kualitas aset
koperasi), N = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor
peternakan, I = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor
perikanan, B = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor
perkebunan.
3.3. Populasi dan
sampel
Metode pengambilan
sampel dalam kajian ini adalah dengan teknik purposive sampling. Perhitungan
sampel berdasarkan propinsi dimana dari 24 propinsi tersebut diambil
masing-masing 2 kabupaten yang representatif sehingga didapatkan kabupatennya
3.4. Metode Analisis
Deskriptif
Dalam analisis
deskriptif, digunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
kualitatif digunakan
untuk menganalisis kebijakan program stimulan, bagaimana
mekanisme program
stimulan sesuai dengan juklak dan juknis. Selanjutnya dilakukan
analisis apakah
program stimulan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang telah
ditetapkan. Analisis
deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak program
terhadap
daerah/masyarakat di sekitar lokasi koperasi penerima program sesuai dengan
hasil data dari
kuesioner. Dampak terhadap daerah/masyarakat sekitar diukur dengan
indikator-indikator
munculnya usaha baru dan penyerapan tenaga kerja.
3.5 Metode Regresi
Simultan
Metode regresi
simultan digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel exogen
(exogenous
variable) terhadap variable endogen (endogenous variable) dalam
hubungan yang bersifat simultan (saling berkaitan). Variable exogen adalah
variabel yang tidak dipengaruhi oleh varibel lain yang terdapat dalam model
sistem persamaan simultan, sedangkan variabel endogen adalah variabel yang
keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lain yang terdapat di dalam model sistem
persamaan simultan. Variabel exogen yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah kondisi awal dari stakeholders (koperasi dan anggota) serta bentuk dan
jumlah bantuan yang diberikan. Untuk melakukan analisis dengan menggunakan
persamaan regresi simultan dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap estimasi dan
tahap simulasi. Tahap estimasi digunakan untuk menduga nilai koefisien dari
masing-masing variabel independen, sedangkan tahap simulasi digunakan untuk
mengetahui dampak dari program stimulan terhadap keenam aspek tujuan program.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Objek Penelitian
Penelitian tentang
dampak program dana bergulir dilakukan di 23 propinsi pada 44 kabupaten di
seluruh Indonesia dari total 30 propinsi yang menerima program. Kondisi
perekonomian daerah yang mendapatkan program rata-rata adalah daerah yang
struktur ekonominya bertumpu pada sektor pertanian, dimana sektor ini merupakan
sektor utama yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
lapangan kerja dan perkembangan koperasi.
4.2. Analisa Dampak
Program Dana Stimulan
A. Analisa Dampak
untuk Unit Penelitian Koperasi
1. Persamaan ASK
(Aset Koperasi)
ASK = 4.6851472 +
0.184866 JA + 0.737966 PS + 0.589085 KK
Dari hasil evaluasi
model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar
0.800180, artinya persamaan ASK memiliki tingkat ketepatan hasil
estimasi sesuai model sebesar 80,02%. Rendahnya nilai elastisitas dampak
jumlah anggota terhadap aset koperasi menunjukkan bahwa rata-rata
tingkat simpanan anggota koperasi masih sangat rendah, sehingga
pengaruhnya terhadap aset pun kecil. Dari koperasi yang diteliti, sebagian
besar asetnya adalah berasal dari pengucuran dana stimulan. Sedangkan
kontribusi modal awal koperasi terhadap aset juga masih relatif kecil.
Hal ini disebabkan karena pada saat pendirian koperasi, modal awal yang
disetor anggota relatif kecil.
2. Persamaan OMK
(Omset Koperasi)
OMK = 1.501374 +
1.501374 LTK + 0.031343 ASK + 0.810265 CPK
Dari hasil evaluasi
model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar
0.977275, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat
ketepatan estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi
97.73%. Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa progresifitas kenaikan
biaya produksi koperasi setelah mendapatkan program stimulan lebih
tinggi dibandingkan progresifitas kenaikan omsetnya. Hal ini disebabkan karena
produktivitas usaha koperasi yang didanai program stimulan belum maksimal
karena umur produksi yang belum sampai pada titik optimal.
3. Persamaan CPK
(Biaya Produksi Koperasi)
CPK = (1.825815) +
1.093764 OMK + 0.310514 MAT . 0.221591 MBT Dari hasil evaluasi model persamaan
ASK didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.980168,
artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai
model sebesar 98,02%. Progresifitas peningkatan biaya produksi koperasi masih
lebih tinggi dibandingkan dengan progresifitas peningkatan omset koperasi. Hal ini
disebabkan karena rata-rata manajemen koperasi masih belum ditangani secara profesional
dan umur usaha yang masih belum tahap optimal sehingga tidak menghasilkan pola
produksi yang efektif dan efisien. Disamping itu efisiensi biaya produksi masih
potensial untuk ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengalaman kerja
pengurus koperasi. Hal ini disebabkan ratarata koperasi yang diteliti masih
berusia sangat muda sehingga tingkat pengalaman kerja pengurus pun masih
rendah. Disisi lain dalam penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan pengurus, maka biaya produksi semakin meningkat.
4.Persamaan LTK
(Jumlah Jam Kerja Koperasi)
LTK = 1.682687 +
0.923436 JP + 0.129656 PAK + 0.348845 MAT 4.3. 0.018451 MBT – 0.291965 SPK Dari
hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared”
sebesar 0.942499, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat
ketepatan estimasi sesuai model sebesar 94,25%. Dari penelitian ini ditemukan
bahwa peningkatan jumlah jam kerja sebagian besar masih ditentukan oleh jumlah
pekerja,
sementara jumlah jam
kerja rata-rata per pekerja masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena
koperasi adalah unit produksi yang bersifat padat karya, bukannya
padat modal.
Sementara tingkat partisipasi anggota masih relatif kecil dampaknya terhadap
peningkatan jumlah jam kerja. Hal ini disebabkan karena keterlibatan anggota
koperasi lebih diarahkan kepada unit-unit usaha yang dikelola oleh anggota.
5.Persamaan JP
(Jumlah Pekerja)
JP = (2.016274) +
0.664387 KPS + 0.162760 JA – 0.518682 LTK
+ 1.014212 N +
0.931257 B + 0.989898 PS Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan
nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.840729, artinya hasil estimasi
persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 84.07%.
Perbandingan antara rata-rata jumlah pekerja koperasi dengan rata-rata jumlah anggota
koperasi memiliki skala perbandingan 1 : 6. rata-rata jumlah pekerja koperasi
yang bergerak di sektor peternakan lebih
banyak dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Namun
rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perkebunan lebih
sedikit dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor
perikanan.
6.Persamaan PTK
(Pendapatan Total Koperasi)
PTK =OMK – CPK,
artinya pendapatan operasional koperasi adalah hasil penjualan
total (omset)
koperasi setelah dikurangi dengan total biaya produksi koperasi. Jika
persamaan fungsional
biaya produksi koperasi disubstitusikan ke dalam persamaan pendapatan koperasi,
maka dampak program stimulan terhadap pendapatan koperasi dapat diketahui
secara tidak langsung melalui dampak program stimulan terhadap omset koperasi
dan dampak program stimulan terhadap biaya produksi koperasi.
B. Analisa Dampak
untuk Unit Penelitian Anggota Koperasi
1. Persamaan PAK
(Pendapatan Anggota Koperasi) PAK = 0.892238 + 0.995618 EKA + 0.077243 LU +
0.068274 PS -0.068281 N. Elastisitas etos kerja sebesar 99,5618%. Artinya bila
terjadi perubahan sebesar 1% terhadap etos kerja akan diikuti perubahan
partisipasi anggota sebesar 0,9956 atau hampir 1%. Variabel lama usaha sebesar
0.077243 atau 7,7243 % menunjukkan bahwa semakin tua usia koperasi maka tingkat
partisipasi anggota akan meningkat secara degresif sebesar 0,072%. Variabel program
stimulan sebesar 0.068274 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota
koperasi terhadap program stimulan sebesar 6,8274%. Koefisien variabel N
sebesar -0.068281 menunjukkan bahwa elastisitas partisipasi anggota koperasi
terhadap usaha di sektor peternakan sebesar (0.068281%). Dari hasil evaluasi
persamaan PAK didapatkan nilai .adjusted R-squared. sebesar 0.629385,
artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai
model sebesar 62,94%.
2. Persamaan EKA
(Etos Kerja Anggota)
EKA = 0.417580 +
0.051155 ICA + 0.510339 PAK + 0.064608 PDA . 0.063300 UA + 0.088526 JAK .
0.001290 N. Koefisien variabel ICA sebesar 0.051155 menunjukkan bahwa
elastisitas etos kerja anggota koperasi terhadap pendapatan anggota koperasi
sebesar 5.1155% yang berarti bila terjadi perubahan pendapatan anggota sebesar
1% akan diikuti perubahan etos kerja sebesar 0.05%. Koefisien variabel
pendapatan anggota koperasi sebesar 0.510339 menunjukkan mbahwa elastisitas
etos kerja koperasi terhadap partisipasi anggota koperasi sebesar 51.0339%.
Variabel pendidikan anggota sebesar 0.064608 menunjukkan bahwa ealstisitas etos
kerja anggota terhadap tingkat pendidikan anggota sebesar 6.4608%. Variabel
umur anggota sebesar -0.063300 menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja terhadap
umur anggota sebesar 6.33%. variabel jumlah anggota keluarga sebesar 0.088526
menunjukkan bahwa elastisitas etos kerja anggota terhadap jumlah anggota keluarga
sbesar 8.8526%. Variabel N sebesar 0.001290 menunjukkan bahwa elastisitas etos
kerja anggota terhadap usaha yang berada di sektor peternakan adalah 0.1290%.
Dari hasil evaluasi persamaan EKA didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar
0.625671, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi
sesuai model sebesar 62,57%.
3. Persamaan LTA
(Jumlah Jam Kerja Anggota)
LTA = (0.736039) +
0.734867 JP + 0.118550 PS + 0.068511 LU + 0.266881 EKA + 0.124286 KB – 0.038267
N. Koefisien jumlah pekerja sbesar 0.734867 menunjukkan bahwa elastisitas
jumlah jam kerja anggota terhadap jumlah pekerja sebesar 73.4867%, artinya bila
terjadi perubahan jumlah pekerja sebesar 1% maka jumlah jam kerja anggota akan
berubah secara positif sebesar 0.735%. Variabel program stimulan sebesar
0.11855 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap
besarnya nilai bantuan sebesar 11.8550%. Variabel LU sebesar 0.068511
menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam kerja terhadap lama usaha yang
dikelola anggota sbesar
6.8511%. Variabel EKA
sebesar 0.266881 menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja
anggota terhadap etos
kerja anggota sebesar 26.688%. Variabel kondisi bantuan (KB) sebesar 0.124286
menunjukkan elastisitas jumlah jam kerja anggota terhadap kondisi
bantuan sebesar
12.4286%. Variabel N sebesar (0.038267 menunjukkan bahwa elastisitas jumlah jam
kerja anggota terhadap sektor usaha dibidang peternakan sebesar 3.8267.Dari
hasil evaluasi model persamaan LTA didapatkan nilai “adjusted R-squared”
sebesar 0.835696, artinya hasil estimasi persamaan LTA memiliki tingkat
ketepatan estimasi sesuai model sebesar 83,57%.
4.Persamaan OMA
(Omset Kerja)
OMA = 0.737394 +
0.935677 CPA + 0.143232 KB + 0.025412 PS + 0.043654
LTA + 0.015548 KA. Koefisien
CPA (biaya produksi anggota) sebesar 0.935677 menunjukkan bahwa elastisitas
omset anggota terhadap biaya produksi sebesar 93.567%. perubahan biaya produksi
sebesar 1 % akan diikuti perubahan omset secara
positif sebesar
0.936%. Variabel KB sebesar 0.143232 menujukkan bahwa elastisitas omset anggota
terhadap kondisi bantuan sebesar 14.3232%. variabel program stimulan sebesar
0.025412 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota terhadap besarnya nilai bantuan
sebesar 2.5412%. Variabel LTA (jumlah jam kerja) sebesar 0.0043654 menunjukkan
bahwa elastisitas omset anggota terhadap jumlah jam kerja anggota sebesar
4.3654%. Variabel KA sebesar 0.015547 menunjukkan bahwa elastisitas omset anggota
terhadap kondisi alam sebesar 1.5548%. Perubahan kondisi alam sebesar 1% akan
diikuti dengan perubahan omset secara positif sebesar 0.0156%. Dari hasil
evaluasi model persamaan OMA didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar
0.970471, artinya hasil estimasi persamaan OMA memiliki tingkat ketepatan
estimasi sesuai model sebesar 97,05%.
5. Persamaan CPA
(Biaya Produksi Anggota)
CPA = (1.323666) +
1.480177 OMA + 0.053782 JP . 0.045403 PDA . 0.036755 KB.
Koefisien variabel
OMA sebesar 1.480177, menunjukkan bahwa perubahan omset sebesar 1% akan
menyebabkan perubahan biaya produksi sebesar 1.48%. Variabel jumlah pekerja
0.053782 menunjukkan bahwa jumlah pekerja sebesar 1% akan membawa perubahan
biaya produksi secara positif sebesar 0.0537%. Variabel PDA msebesar (0.045403)
dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap tingkat
pendidikan anggota sebesar . 4.5403%. Perubahan pendidikan anggota satu tingkat
akan menyebabkan perubahan secara negatif sebesar 0.0454%. Variabel KB sebesar
(0.036755) dapat diartikan bahwa elastisitas biaya produksi anggota terhadap
kondisi bantuan sebesar -3.6755%. Dari hasil evaluasi model persamaan CPA
didapatkan nilai .adjusted Rsquared . sebesar 0.992040, artinya
hasil estimasi persamaan CPA memiliki tingkat ketepatan estimasi model sebesar
99,20%.
6. Persamaan ICA
(Pendapatan Anggota)
ICA = OMK . CPK
(persamaan ICA adalah persamaan identitas jadi tidak ditampilkan dalam olah
data).
Tabel 3. Nilai
Elastisitas Pengkajian Tentang Dampak
Program Stimulan
dengan Pola Bergulir terhadap Anggota Koperasi
No. Peubah Tingkat
Elastisitas Peternakan Perkebunan
1. Partisipasi anggota 0.0729 0.0683
2. Jumlah Jam Kerja 0.1140 0.1185
3. Omset 0.0244 0.2541
4. Etos Kerja 0.0348 0.0348
5. Biaya Produksi 0.0362 -0.0376
6. Pendapatan
Anggota -0.0128 -0.0122
V. KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1. Rangkuman
Penelitian
Dampak program
rata-rata masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan angka elastisitas
yang < 1, bahkan
ada yang negatif, yaitu :
�� Dampak
terhadap peningkatan volume usaha koperasi dibidang peternakan bernilai
signifikan, dengan
angka elastisitas sebesar 1,487. Dibidang perikanan kurang signifikan, dengan
angka elastisitas sebesar 0,738 dibidang perkebunan signifikan
dengan angka
elastisitas 1,425. dalam hal ini dampak program dikatakan sebanding
apabila elastisitas
sama dengan satu (e = 1).
�� Dampak
program terhadap pendapatan koperasi bersifat negatif, pemberian program
justru menyebabkan
penurunan jumlah pendapatan, akibat progresivitas biaya
produksi lebih besar
dibandingkan omset. Angka elastisitas sbesar -0,049 untuk
bidang peternakan,
-0,024 untuk bidang perikanan dan -0,047 untuk bidang
perkebunan. Hal yang
sama juga terjadi terhadap pendapatan anggota, untuk
bidang peternakan
angka elastisitas sebesar -0,012 dan untuk bidang perkebunan
sebesar -0,012.
�� Dampak
terhadap penyerapan tenaga kerja (jumlah pekerja) relatif tinggi dengan
elstisitas sebesar
1,994 untuk peternakan dan untuk bidang perkebunan sebesar -
0,012.
�� Dampak
program terhadap peningkatan etos kerja sangat rendah dengan angka
elastisitas sebesar
0,035 untuk bidang peternakan dan 0,038 untuk perkebunan.
�� Dampak
program terhadap peningkatan semangat berkoperasi masih sangat rendah
yang ditunjukkan
dengan elastisitas 0,072 untuk bidang peternakan dan 0,068 untuk
perkebunan.
�� Sedangkan
dampak program terhadap peningkatan ekonomi pedesaan
yang ditunjukkan
dengan indikator penyerapan tenaga kerja. Dalam aspek
ini angka elastisitas
yang tinggi. Hal demikian berarti bahwa program
memberikan dampak
positif bagi peningkatan ekonomi pedesaan.
5.2. Kesimpulan
Program stimulan
dengan pola bergulir belum menunjukkan dampak yang
positif dibidang
peternakan, perikanan dan perkebunan. Dampak program rata-rata masih rendah
dengan angka elastisitas kurang dari 1, bahkan ada yang negatif. Dampak Program
yang relatif rendah diakibatkan oleh
(a) ketidaktepatan
penentuan penerima bantuan,
(b) kualitas pasokan
bantuan dari pihak
ketiga (pemasok), dan (
c) umur produksi
bantuan belum
memasuki fase optimum
karena kurang dari 2 tahun.
Sedangkan usia produksi
untuk beberapa program belum memasuki masa perguliran
(diantaranya sapi,
pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan susu, kapal ikan dan pabrik es). q Pengalokasian
dana stimulan untuk koperasi yang bergerak di sektor perkebunan dan peternakan
rata-rata dampaknya lebih signifikan bila dibandingkan dengan dampak dana
stimulan yang diberikan pada koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Secara
keseluruhan dari kelima aspek dampak yang diteliti dapat menunjukkan bahwa jika
dana stimulan disalurkan kepada koperasi, maka dampaknya yang ditimbulkan akan
lebih besar dibanding
disalurkan kepada anggota.
5.3. Saran
·
Penentuan
penerima bantuan harus benar-benar memperhitungkan kesiapan pengelolaan
penjiwaan terhadap kopersi serta kecocokan dengan kondisi alam agar
pelaksanaannya menjadi lebih baik. Penentuan pihak ketiga harus diseleksi
secara ketat agar dana stimulan yang diterima koperasi/anggota terjamin
kualitasnya.
·
Pembinaan
terhadap usaha yang didanai program stimulan harus terus ditingkatkan karena
baik kopersi maupun anggota masih memiliki berbagai kelemahan baik pada aspek
teknis maupun manajemen.
·
Karena
sifatnya sebagai modal penyertaan maka pengawasan dinaskoperasi terhadap
program stimulan harus ditingkatkan termasuk dalampelaksanaan perguliran.
Diperlukan komitmen dan kerjasama yang tinggi baik di tingkat koperasi, dinas
koperasi maupun Kementerian Negara Koperasi dan UKM terhadap program.
DAFTAR PUSTAKA
Bahrin. 1996. Etos
Kerja, Penerapan Teknologi dan Karakteristik Sosial Ekonomi
Rumah Tangga (Kasus
Tiga Desa Tertinggal di Kabupaten Bengkulu Selatan).
Program Pascasarjana
IPB. Bogor.
Center, L.W. 1997.
Enviromental Impact “Assement, Mc. Graw Hill Book Company, New York.
Gujarati. 2003.
Econometrica. Mc. Graw Hill Book Company. Singapore.
Hedrojogi. 1997.
Koperasi : Azas-azas, Teori dan Praktek. Raja Grafindo. Jakarta.
Intriligator, M.D.
1978. Econometric Models, Technique and Application. Prentice Hall
International. New
Delhi.
Kasryono, F. 1984.
Dinamika Pembangunan Pedesaan. Gramedia. Jakarta.
Kautsoyiannis, A.
1978. Theory of Econometrics. Harper and Row Publisher Inc. New York.
Ngadimin. 1998.
Motivasi dan Partisipasi Transmigran Anggota Koperasi Unit Desa (KUD) di
Daerah Pemukiman
Transmigrasi (Kasus Transmigrasi PIR Kelapa Sawit, Transmigrasi PIR
Karet dan
Transmigrasi Umum di Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau). Program
Pascasarjana, IPB
Bogor.
Pindick and
Rubenfield. 1981. Econometric Model and Economic Forecast. Mc. Graw Hill Book
Company. Singapore.
Reksohadiprojo, S.
1997. Manajemen Koperasi. BPFE. Yogyakarta.
Salusu, J. 1996.
Pengambilan Keputusan Stratejik : Untuk Organisasi Publik dan Non Profit.
Grasindo. Jakarta.
Sawit, M Husen and
Dennis T. O’Brien. 1991. Applying Agricultural Household Theory to The
Analysis of Income
and Employment : A Preliminary Study for Rural Jawa. Department of
Economics, University
of Wollongong, Wollongong.
Sayogyo. 1982. Bunga
Rampai Perekonomian Desa. Obor dan IPB. Bogor.
Singh, I. L., Squire
dan J. Strauss. 1986. Agricultural Household Models : Extension, Application
and Policy. The John
Hopkins University Press. Baltimore.
Swasono, S. E. 1985.
Koperasi Didalam Orde Baru “Ekonomi Indonesia”: Mencari Bentuk,
Posisis dan Realitas.
Universitas Indonesia. Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar